Kamis, 19 April 2012

Sistem Keamanan Bank di Indonesia

 Polisi Audit Sistem Keamanan Bank

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian, bekerja sama dengan pihak bank, akan melakukan audit manajemen sistem keamanan di tiga bank, yaitu BCA, Bank Permata, dan BNI, yang beroperasi di Bali menyusul sejumlah laporan hilangnya isi tabungan nasabah di Bali.
"Kami audit kenapa ini bisa terjadi," ucap Kabareskrim Polri Komjen Ito Sumardi seusai menghadiri acara di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu (20/1/2010).
Ito menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kapolda Bali serta pihak bank BCA, BNI, dan Bank Permata untuk menangani masalah itu. Saat ini, polisi telah menerima 12 laporan nasabah yang kehilangan uang tabungan antara Rp 5 juta dan Rp 8 juta.
"Pihak bank akan menyampaikan pertanggungjawaban perlindungan kepada nasabah karena ini bukan kesalahan nasabah," ucapnya.
Pembobolan isi tabungan, kata Ito, terjadi karena pembobol uang memanfaatkan kelemahan sistem keamanan, terutama di ATM. "Tentunya pihak nasabah harus dilindungi dan kami akan berikan jaminan kepada nasabah. Kalau uangnya hilang, ya harus diganti karena itu risiko dari sistem keamanan yang dibangun oleh bank tersebut," ucapnya.
"Kami imbau kepada bank untuk mengecek setiap ATM dan kepada nasabah memberi tahu barang kali ada pengurangan simpanannya. Jika terus berkembang, ini akan menurunkan kepercayaan kepada bank," tutur Ito.

Pengalaman Kebobolan ATM, Rp 20 Juta Kembali
 
JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus pembobolan tabungan Bank Central Asia atau BCA seperti di Kuta, Bali, sudah sering terjadi pula di kota-kota lain. Di Jakarta, kejadian serupa sudah pernah heboh sekitar dua tahun lalu. Bahkan, hal itu juga masih terjadi di Jakarta.

Pengalaman kebobolan semacam itu diceritakan Ny M, warga Grogol, Jakarta Barat, kepada Kompas.com. Ia mengatakan bahwa peristiwa itu dialami seusai libur hari raya Idul Fitri tahun lalu yang dihabiskan di Singapura.

"Sepulang dari sana, saya mau ambil uang di ATM. Saya kaget, kenapa saldonya nol," ujarnya. Ia pun langsung melaporkan hal tersebut ke kantor BCA terdekat. Total jumlah uang yang raib sampai Rp 20 juta.

Setelah dirunut, pihak BCA menyatakan bahwa selama liburan itu telah terjadi dua kali transaksi dengan PIN dan kartu tersebut. Masing-masing satu kali pengambilan dan satu kali transfer. Padahal, Ny M mengaku tak pernah memberikan kartu ATM kepada siapa pun, sementara ia membawa kartu itu selama liburan.

Setelah beberapa kali pemeriksaan, pihak BCA akhirnya menyanggupi untuk mengganti semua dana yang hilang. Sekitar sebulan sejak kejadian, nilai uang yang dibobol pun diganti pihak BCA dan ditransfer langsung ke rekening yang sama.

Sejak kejadian tersebut, Ny M mengaku sempat trauma meski tetap memilih menggunakan layanan BCA karena paling dekat dengan rumahnya. Namun, ia tidak lagi menyisakan saldo yang banyak si rekening yang digunakan sehari-hari. Bahkan, ia membuka rekening baru untuk menyimpan uang dalam bentuk deposito.

sumber:
http://female.kompas.com/read/2010/01/20/12391967/polisi.audit.sistem.keamanan.bank
http://female.kompas.com/read/2010/01/20/12353115/Pengalaman.Kebobolan.ATM.Rp.20.Juta.Kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar